Kata Dokter : (Kapan) Siap Operasi?

9:44 AM


Memiliki tubuh minimalis dan selalu diberi kesehatan di setiap tahunnya tentu berkah luar biasa bagi saya. Tapi Alhamdulillah di usia yang hampir menginjak 28 tahun belum pernah ngerasain yang namanya kena infus, opname apalagi operasi. Duh jangan deh ya. Ya kalaupun sakit biasalah sekelas flu, batuk atau demam. Masih kelas ringan. Hahaha. Paling mentok sakit skala sedang ya cuma cacar, itupun waktu SMP. Sakit di badan juga ga kerasa. Lebih banyak malesnya. Males liat bekas cacar nempel di muka ye bokk!


Ilustrasi tindakan operasi
(sumber. www.itsastrangeworld.com)

Tapi penyakit-penyakit di atas kalo kita banyak istirahat dan ke klinik, paling lama seminggu juga kelar. Seminggu tuh udah termasuk malas-malasan di rumah sambil nonton telenovela atau film vampir di salah satu saluran tv swasta lokal. Sampai saya kerja dan merantau ke ibukota, berkah itu terus mengiringi saya. Gak heran saya jadi sering ketimpa kerjaan tambahan kalau teman-teman saya pada sakit. Kadang kalau saya iri pengin 'libur', saya pun pakai trik jitu, "Mbak, maaf aku gak bisa masuk kantor. Gak enak badan banget nih,".......

*bisa jadi saya lagi bangun kesiangan, terus males ngantor, ngindarin meeting, bad mood, pulang kampung tapi gak pamit atau pengin ala ala me time di kost. Yailahhh....


Pernah sih saya masuk ruang UGD dua kali. Gara-gara kecelakaan dan juga serangan mendadak sprained ankle. Itu pun langsung balik. Mentok-mentok balik rumah pake tongkat kruk. Masih agak keren yaa. Sampai pada akhirnya sempet punya pikiran ngawang-ngawang --terlihat seperti cita-cita tapi sumpah ini bukan keinginan-- kalaupun sampai masuk rumah sakit dan mengharuskan opname harus bawa sakit yang keren. Gak gokil banget kan kalau ada yang tanya sakit apa terus kita bilang ditabrak becak dari belakang, atau diseruduk banteng.


Ilustrasi sprained ankle 
(sumber : www.moveforwardpt.com)


Sampai pada akhirnya kalau saya sakit dikit langsung ke klinik, biar bisa ketemu dokter, ada bahan diskusi, namun sayang jawabannya sama, "cuma kecapean saja", "kurang istirahat" atau "obatnya nanti dihabiskan ya". Standar kan. Atau waktu saya pernah mengalami gangguan di jam biologis gara-gara hampir seminggu 'tidur malam' di jam 6 pagi. Saya pergi ke dokter syaraf dan dikasih resep. Disitu saya cukup terhibur karena adanya obrolan yang sedikkit tidak biasa. Iyalah saya kan pergi ke dokter syaraf bukan dokter umum. Tapi giliran saya dikasih resep, resepnya gak bisa ditebus di 4 klinik dan rumah sakit di Purwokerto. Hmpff...

Ilustrasi penyakit susah tidur di malam hari
(sumber : www.stevebayner.com)

* *

Di tahun 2016 kemarin, pengalaman saya ketemu dokter bisa dibilang cukup berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tepatnya di Bulan November, saya yang telah mengumpulkan pundi-pundi nyali hampir satu tahun untuk periksa akhirnya mulai memberanikan diri ke rumah sakit. Kenapa saya bilang mengumpulkan nyali? Karena saya sudah tahu apa yang akan dikatakan dokter nantinya.

Selesai registrasi di siang hari, saya pun mendapat giliran untuk periksa di malam harinya. Kali ini yang saya temui adalah dokter bedah. Beberapa referensi telah saya kumpulkan sebelum menemui dokter bedah. Maksudnya biar saya gak kaget. Tapi yang ada saya malah jadi kepikiran terus. 

Diantar suami, saya pun masuk ke ruang periksa dokter bedah. Setelah periksa, kami bertiga duduk berhadapan dan dokter pun mulai menanyakan beberapa pertanyaan.

"Sejak kapan ada benjolan di sana?"

"Ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama? Lalu apa yang terjadi dengan saudara Anda?"

Saya menjelaskan secara runtut tentang riwayat penyakit tersebut yang pernah dialami beberapa anggota keluarga, dan juga adik kandung saya. Semuanya pun melewati tahapan operasi. Sudah jelas sekali apa yang akan dikatakan dokter.

"Iya, memang harus diangkat. Karena Mba Putri sudah ada 'bawaan' dari keluarga. Jadi sebaiknya memang dicegah lebih awal. Terserah Mba mau kapan mulai dioperasi," kata dokter di hadapan saya dan suami. Dan dengan gagahnya saya balik tanya ke dokter, "Dokter kira-kira kapan ada waktu untuk operasi saya?"

"Besok juga bisa. Jadi Mba masuk rawat inap pagi, check up dulu, baru malamnya operasi," terang dokter. 

Pulang dari rumah sakit, suami mulai sibuk urus tetek bengek asuransi dan menyampaikan apa saran dokter ke Ibu saya. Baik suami dan ibu punya pendapat yang sama : Besok langsung operasi. Alasannya antara lain lebih cepat lebih baik dan suami lagi cuti. Malam itu langsung stres mendadak, dan saya lebih banyak diam. Sampai pada akhirnya jam 10 malam saya bilang ke suami, "Bulan depan aja deh ya..."

Ilustrasi persiapan operasi
(sumber. www.kansassurgicalarts.com)


*  *  *

Selesai membereskan pekerjaan di Bulan Desember, yang saya takutkan cuma satu. Pulang ke (rumah) Purwokerto! Saking 'siapnya' mau menyambut operasi saya pun mencoba menghibur diri di Bali dan Nusa Penida. Meski di sela-sela pemandangan lihat debur ombak, sesekali terbersit pikiran 'duh dua minggu lagi operasi'. Iya, saya terus menghitung mundur waktu untuk operasi. Semakin dekat semakin dag dig dug. Padahal saya belum ada janjian dengan dokter manapun. Kata orang kalau mau operasi hati harus senang dan tenang. Liburan sudah, senang-senang juga sudah. Tapi masih aja belum tenang.

Untuk kali kedua saya pergi ke salah satu rumah sakit swasta di Purwokerto. Dengan tujuan yang sama namun beda partner. Jawabannya tidak jauh berbeda. Intinya sama, operasi. Seperti yang sudah, dokter selalu siap kapan saja untuk operasi saya. Dan seperti biasa, saya selalu menunda dan menghitung mundur.

"Hmm sekarang kan Senin, jadi Jumat aja ya Dok operasinya," tawar saya.
"Oke kalau gitu jumat malam ya. Nanti mulai masuk rawat inap jam 10 pagi," terang dokter mengakhiri jadwal periksa di Senin malam.

Setelah keluar ruangan itu, tidak ada lagi yang saya lakukan kecuali menghitung mundur hari operasi dan berujar,...

"Ya ampun empat hari lagi Jumat..."

"Duh tiga hari lagi..."

"Sekarang hari apa sih? Ih lusa operasi..."

"Aku stres banget ngebayangin besok. Haduh..."



xoxo,




You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

About Me

Like us on Facebook

Flickr Images