Short Escape : Piknik Dadakan ke Pulau Pari

6:11 AM




Saya dan suami, Fikri, tipikal orang yang sangat easy going kalo diajakin liburan atau pergi ke suatu tempat. Artinya, kalau ada yang ngajakin kita liburan ya hayuk, asal destinasinya seru dan ongkosnya cocok di kita. Hehe.

Dulu yang ada di bayangan saya, setelah menikah kami akan punya banyak waktu untuk berlibur, atau sekedar menjauh dari ibukota dengan kisah perjalanan yang tidak terduga tentunya. Entah itu naik gunung, camping atau minimal pacaran ala pasangan yang lain : Ngafe.
Iya, itu di bayangan saya dulu. Dan buktinya, kami berdua bersusah payah untuk melakukan hal itu karena terlalu lama terjebak rutinitas sebagai karyawan. Selain jadwal day off yang selalu berbeda, setiap kali kami merencanakan pergi ke suatu tempat dengan rancangan yang sedemikian rupa selalu gagal. Hampir setiap bulan kami merencanakan kapan-dan-mau kemana. Sampai akhirnya kita kapok dan males merencanakan sesuatu. Takut keburu nguap di jalan.
Sampai pada akhirnya jadwal libur suami di bulan September bertepatan dengan Libur Idul Adha. Untung kantor saya masih mengenal libur di tanggal merah, jadi tanpa basa basi dan pikir panjang kita pun berangkat ke kepulauan yang letaknya tidak jauh dari Jakarta : Kepulauan Seribu.

* * *
Awalnya saya keukeuh banget minta ke Pulau Kelapa. Kenapa? Karena saya lihat postingan temen saya yang kesana fotonya cakep-cakep. Tapi Fikri dengan perhitungan bijaknya menyarankan untuk Pulau Pari aja. Dia banyak kasih saya masukan dan nilai plus kalau kita ke Pulau Pari.
Jawaban saya tetep NO. Alasannya, karena rombongan teman kantor lama saya yang ke Pulau Pari fotonya ga ada yang bagus-bagus. Jadi yang ada di pikiran saya Pulau Pari ya biasa-biasa aja. Lagi-lagi suami pantang menyerah, dan oke fine kami berangkat ke Pulau Pari dengan muka saya yang tentu masih masam.

Kemasaman saya pun berlanjut hingga perjalanan menuju Pulau. Saya yang memilih duduk di samping jendela banyak menghabiskan waktu untuk tidur. Kalaupun bangun saya lihat ke arah luar jendela, dan fiuh, pemandangan yang saya lihat justru kumpulan sampah yang mengapung di permukaan laut.
* * *
Setelah menempuh perjalanan laut via KM Kerapu, sampailah kami di Pulau Pari. Sebelum kapal ini menepi, saya cukup amazed dengan gradasi air lautnya. Dari bayangan saya sendiri warna air laut cenderung biru tua, tidak sebagus yang saya lihat saat ini. Bisa dibilang Pulau Pari lebih bagus dari saya saya perkirakan sebelumnya. Yah bisa dibilang 11-12 sama Lombok. Cuma balik lagi sih, sampahnya memang engga nahan.
Kami berdua tidak mencari penginapan di sana. Karena memang tujuan kami ke pulau untuk camping. Masing-masing dari kami membawa ransel sendiri. Bagian carrier saya berisikan perbekalan camilan dan baju dalaman, sedangkan carrier Fikri berisi sisanya (baca : tenda, hammock, tikar, baju-baju, jaket, air mineral) hehe.

Sempat kami celingukan cari rental sepeda, karena nemu-nemu sepeda mereka ternyata disewa bareng penginapan. Oke, kami jalan lurus berbekal signage jalan menuju Pulau Perawan (Virgin Beach). Karena saya jalan males-malesan (itu siang bolong banget sis...), suami dengan cerdiknya selalu melontarkan kata-kata 'penyejuk', seperti 'Gak usah sewa sepeda, deket banget juga', 'Eh di depan ada sewa sepeda' atau 'Itu depan bentar lagi sampai'. Kenyatannya kami butuh waktu 20 menit untuk jalan kaki dari pelabuhan untuk sampai di sana.
Dan akhirnya, sampailah kita di gerbang Pulau Perawan. Oke juga nih pulau, gumam saya dalam hati. Karena akan panjang cerita pasutri kalau saya utarakan ungkapan itu langsung ke suami. Tidak jauh dari gerbang akan ada pos penjaga yang akan menanyakan kepada visitor yang membawa 'gundukan' di punggungnya. Selain dikenakan retribusi Rp 2.000/orang, biaya untuk izin camping juga murah, Rp 15.000/orang per 1 malam. Camping ground juga telah disediakan, tepat di depan pantai langsung. Jadi bisa ngebayangin kan, kalau pagi-pagi buka tenda langsung ada view pantai.

 Ngopi di pinggir pantai
 Jalan setapak dari Hutan Mangrove


Sayangnya area yang di depan mulut pantai sudah penuh. Terpaksa kami mendirikan tenda di baris kedua. Tapi tetep, spot yang kita incar adalah lokasi yang dekat dengan pohon. Karena masih ada wishlist yang harus dipenuhi setelah tenda berdiri : gantungin hammock! Tenda sudah berdiri, hammock sudah kepasang. Saya masih gatel pengin tenda berdiri tepat di tepi pantai. Iseng-iseng ke bagian depan, dan ukur-ukur sedikit, cukuplah kalau tenda kami dipindah ke sana. 

Selesai memindah tenda ke baris depan, suami sibuk tiduran di atas hammock, saya juga sibuk tiduran di depan tenda beralaskan tikar, sambil diselimuti kain pantai. Baru sadar, kalau kami rupanya menikmati ritual tidur siang di pantai ini. Nyenyak banget asli.
Setelah menjalani aktivitas sehari-hari, mulai dari tidur, makan, mandi, kami pun mencari sunset ke arah Hutan Mangrove. Lagi-lagi kita jalan untuk menuju ke sana. Tapi kami, khususnya saya justru menikmati perjalanan kaki ini menuju lokasi berikutnya. Selain lebih bisa menikmati perjalanan, kami juga tidak perlu repot dan was was memarkir sepeda di pinggir jalan. Kunjungan kami di Hutan Mangrove pun diluar dugaan kami, dibalik susahnya akses jalan setapak ke dermaga, ternyata view sunset di sana bisa dibilang cukup romantis. 



Sunset di ujung Hutan Mangrove






Tips liburan singkat ala Fikri & Putri :
  • Pastikan partner yang akan kamu ajak. 1-2 orang cukup. Yang penting niat liburan dan punya tujuan liburan yang sama. 
  • Rencanakan minimal H-2 sebelum berangkat. Karena kalau terlalu jauh berencana, seringnya mendekati hari H justru banyak halangan. Yang penting tanggal liburnya sama, dan niat!
  • Pilih agenda kegiatan yang unik. Camping-kah? Mancing? atau sekedar voli pantai juga oke lho. Yang penting beda dari orang kebanyakan.
  • Bawa monopod, powerbank, baju serasi dan perbekalan yang cukup. Kalau cuma nginep semalam, bawa 1 ransel juga cukup, gak usah lebay sampe bawa koper segala.
  • Riset sebelum berangkat.
  • Eksplor tempat. Banyak-banyak ngobrol sama warga setempat, karena akan ada banyak info yang bisa digali dari warga, baik tempat makan, spot jalan atau jadwal kapal.

Buat kalian yang memang belum banyak memiliki waktu luang untuk berlibur, semoga tips dari kami berdua semoga cukup berguna.







You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

About Me

Like us on Facebook

Flickr Images